Minggu, 01 April 2012

1001 Manfaat Bubur Bekatul Instan ORIZA (Rice Bran )


"Bubur bekatul Instan seperti ORIZA ternyata mengandung banyak zat bioaktif dan kaya nutrisi. Dapat menetralkan tekanan darah, mencegah penyakit degeneratif dan anti-aging". 

Judul dan penjelasan judul di atas diambil dari artikel mengenai Herbal yang ada dalam majalah OTC Digest Edisi 58 Tahun V, 1 Juni - 30 Juni 2011. OTC Digest adalah sebuah majalah kesehatan dan pengobatan. Dengan motto: Beli Obat Baca OTC, OTC Digest ingin memosisikan diri sebagai majalah yang mereferensikan obat-obatan, khususnya obat-obat yang dijual bebas, tanpa resep dari dokter (over-the-counter atau OTC).

Menarik untuk disimak dalam artikel tersebut adalah apa yang disampaikan oleh Harry Soegianto, General Manager PT. Hero Intiputra, yang merasa tertarik untuk mempelajari bekatul dan rajin mengonsumsinya. "Menurunnya daya metabolisme tubuh selepas usia 45 tahun adalah normal. Menurut banyak penelitian, vitamin B15 dapat menaikkan kembali daya metabolisme tubuh. Saya merasakan, di usia 59 tahun sekarang ini tidak gampang capek. Kondisi fit seperti di usia 30-an," ujarnya.

Bekatul juga mengandung vitamin E kompleks yang tergabung dalam kelompok Oryzanol; gamma oryzanol, tocopherol dan tocotrienol. "Gamma oryzanol, selain sumber tenaga, juga antioksidan tinggi, anti kanker dan anti-aging. Di Amerika Serikat dan Australia, sudah dibuat suplemennya. Di Indonesia, digunakan sebagai suplemen body building untuk mempercepat pembentukan otot," ujarnya lagi.

Gamma oryzanol melindungi sel-sel kulit akibat radikal bebas, melindungi kerusakan DNA sel-sel kulit sehingga mencegah terjadinya kanker kulit, meningkatkan regenerasi sel-sel kulit, dan mencegah kerusakan serabut kolagen dan elastin yang memicu terjadinya kulit keriput dan kendur.

Selain mengandung komponen bioaktif yang berdaya guna,  bekatul sangat kaya serat. Dr. Soebagijo Adi, SpPD, KEMD, menyatakan, "Waktu transit makanan di usus yang terlalu lama, bisa menyebabkan BAB (buang air besar) tidak lancar. Bekatul bisa melancarkan BAB, sehingga waktu transit tidak terlalu lama. Bekatul juga baik untuk penderita maag; seratnya berfungsi untuk pengencer asam-asam atau garam-garam empedu, sterol serta beberapa zat makanan."

Penerbit: PT Triprakarsa Media Utama. Alamat Redaksi: Jalan Bunga Rampai V/4 No. 85, Malaka Raya, Jakarta 13460. Pemimpin Umum & Pemimpin Perusahaan: Agung Sutopo. Pemimpin Redaksi: Surasono. Redaktur Ahli: dr. Andi Darma Putra, Sp.OG; dr. Eddy Multazam; Drs. Iswanto, MM, Apt; Meta Pramana, S.Si, Apt, Pharmacist. Disain Grafis: Minto Putra Kaisar.

Diet dengan Bubur Bekatul Instan ORIZA



Dalam Tabloid CANTIQ edisi 148 - 1 Juni 2010 dijelaskan manfaat dari bekatul. Manfaat itu adalah membantu penyembuhan berapa penyakit, seperti: Asma, penyakit jantung, kencing manis (diabetes mellitus),  hiperkolesterol, hipertensi, gondok (hipertiroid), kista ovarium, sembelit, dan lain-lain; bekatul juga sangat bermanfaat untuk melangsingkan tubuh.

Menurut pemaparan Prof. dr. Bambang Wirjatmadi, MS, MCN, PhD, SpGK (Nutritionist), bekatul sangat baik untuk melangsingkan tubuh karena mengandung banyak serat dan vitamin yang memberikan efek kenyang cukup lama. Akibatnya, setelah mengonsumsi bekatul tidak ada keinginan untuk ngemil. Dan, tidak hanya kaya serat bekatul juga rendah kalori, sehingga tidak akan menambah persentase asupan kalori dalam tubuh.

Hal ini telah dicontohkan oleh artis bernama Olga Lidya (34 tahun) adalah salah satu yang menjalankan diet bekatul karena pengaruh orang tuanya yang berasal dari Jombang yang menjadikan bekatul sebagai menu sarapan keluarga. Olga merasakan sendiri manfaat bekatul, yakni tubuhnya terasa lebih bugar, jarang sakit dan bisa menjaga berat badannya.

Olga yang lahir 4 Desember 1976 itu pun memberikan resep bekatul yang menjadi menu sarapannya. "Caranya, dua sendok bekatul dimasukkan ke dalam gelas, dicampur susu bubuk atau moca, kemudian dituang air panas. Setelah tercampur, tambahkan sedikit air dingin, baru diminum." Jika ingin rasa lain, lanjut Olga, bisa ditambahkan coklat atau sedikit madu.

Menurut Dr. Soebagijo Adi, Sp.PD KEMD yang juga Staf Senior Departemen Internist-Endokrin-Diabetes  menegaskan bahwa campuran bekatul sebagai makanan atau minuman boleh dilakukan agar enak dikonsumsi. "Boleh saja dimakan bersama buah-buahan atau sayuran, asalkan tidak sampai merusak kandungan nutrisinya." Senada dengan dr. Soebagijo, dr. Bambang juga menyarankan agar memerhatikan cara mengonsumsi bekatul. Untuk diet menurunkan berat badan, sebaiknya bekatul tidak dikonsumsi bersama makanan yang memiliki nilai kalori tinggi. Karena hasilnya akan percuma.

Oleh karena itu berdasarkan data diatas bubur bekatul instan ORIZA sangat baik untuk dikonsumsi oleh semua orang agar menjaga kesehatan tubuh dan ikut membantu penyembuhan segala penyakit.


Jumat, 30 Maret 2012

ORIZA Menunda penipisan rambut (kebotakan)



Proses penuaan tidak datang tiba-tiba. Anda memang seringkali tidak menyadari awal terjadinya. Rambut tiba-tiba terasa menipis, dan ada bagian-bagian tertentu di kepala yang memperlihatkan kebotakan ringan. Bila Anda peduli kesehatan dan menyadari proses tersebut mulai terjadi, cobalah untuk mengonsumsi beberapa jenis makanan yang dapat mengembalikan kesehatan rambut yang disarankan Dr Mehmet Oz, pakar bedah jantung dari Columbia University.
Salah satu jenis makanan tesebut adalah Bekatul. Bekatul, atau dedak, kaya akan vitamin B, yang dapat memperlambat kerontokan rambut dan mendorong tumbuhnya rambut baru. Bubuk bekatul bisa diminum bersama susu atau kopi, atau Anda bisa menemukannya olahannya yang sudah menjadi pancake atau brownies. Bahan makanan lain yang kaya akan vitamin B antara lain buncis, kacang polong, wortel, kol, kedelai, kacang-kacangan, dan telur.

Sumber: Kompas.com

Jumat, 23 Maret 2012

Oriza Sebagai Obat Penyakit Degeneratif


Istilah penyakit degeneratif akhir-akhir ini menjadi pembicaraan hangat berbagai kalangan dan bukan lagi menjadi konsumsi para dokter. Pesatnya perkembangan penyakit tersebut telah mendorong masyarakat luas untuk memahami dampak yang ditimbulkannya.
Penyakit degeneratif adalah istilah medis untuk menjelaskan suatu penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan normal menjadi lebih buruk. Penyakit yang masuk dalam kelompok ini antara lain diabetes melitus, stroke, jantung koroner, kardiovaskular, obesitas, dislipidemia dan sebagainya.
Dari berbagai hasil penelitian modern diketahui bahwa munculnya penyakit degeneratif memiliki korelasi yang cukup kuat dengan bertambahnya proses penuaan usia seseorang. Meskipun begitu faktor keturunan juga berperan cukup besar.
Di Indonesia, penyakit degeneratif saat ini banyak terjadi di kalangan masyarakat perkotaan. Penyebab utamanya adalah perubahan gaya hidup akibat urbanisasi dan modernisasi, ujar Kasubdinas Sosial dan Info Kesehatan Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta, drg.Tini Suryani.
“Perubahan gaya hidup ini dapat dilihat secara jelas antara lain dengan munculnya tempat-tempat makan junk food di hampir seluruh sudut kota. Junk food adalah makanan tidak sehat karena memiliki nilai nutrisi rendah,” katanya.
Jenis makanan ini mengandung lemak jenuh (saturated fat), garam dan gula, serta bermacam-macam additive seperti monosodium glutamate dan tartrazine dengan kadar yang tinggi. Junk food hampir tidak mengandung protein, vitamin serta serat yang sangat dibutuhkan tubuh.
Di kota-kota besar di Indonesia junk food dijual di berbagai pusat perbelanjaan dan pusat jajanan. Bahkan restoran jenis makanan yang memiliki kadar kolesterol tinggi ini sudah merambah kota-kota kecil di hampir seluruh pelosok tanah air.
Di Jakarta, misalnya, tempat makan seperti ini bisa dijumpai di seluruh sudut kota. Demikian juga di kota-kota sekitar Jakarta seperti Bekasi, Depok, Tangerang, dan Cibubur, masyarakat dimanjakan dengan mudahnya mendapatkan makanan serba instan bahkan gerai-gerai penjualan makanan cepat saji menawarkan jasa pesan antar.
Pola makan makanan yang serba instan saat ini memang sangat digemari oleh sebagian masyarakat perkotaan. Sebagai contoh, gorengan jenis makanan murah meriah dan mudah didapat karena banyak dijual di pinggir jalan ini rasanya memang enak.
Jajanan seperti pisang goreng, tahu isi, ubi goreng, pisang coklat (piscok), bala-bala serta banyak yang lain dengan rasanya yang gurih, renyah, dan berharga murah, membuat orang menyukai makanan gorengan.
Namun banyak orang yang tidak tahu bahwa makanan gorengan adalah makanan yang memiliki risiko tinggi sebagai pemicu penyakit degeneratif seperti penyakit diabetes melitus, kardiovaskular, serta stroke.
Dr. Rustika, peneliti Balitbang Departemen Kesehatan, dalam disertasi doktornya di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia mengatakan bahwa penyakit kardiovaskular saat ini telah menjadi pembunuh yang cukup signifikan.

Penyakit kardiovaskular adalah penyakit yang berhubungan dengan kelainan pembuluh darah dan jantung. Di Indonesia, penderita penyakit ini terus meningkat dan telah menjadi penyebab kematian urutan pertama untuk orang dengan usia di atas 40 tahun. Sedangkan di negara-negara kaya penyakit ini merupakan pembunuh utama meningkat.
Di Indonesia, angka kematian akibat penyakit ini terus meningkat. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (National Household Health Survey) tahun 2001 menunjukkan bahwa penyakit kardiovaskular telah menjadi penyebab kematian paling tinggi di tahun 1992, 1995, dan 2001, padahal pada tahun 1972 baru menempati urutan ke-11.
Penyakit kardiovaskular disebabkan oleh tingginya kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida serta penurunan kadar HDL dalam darah. Peningkatan ini diakibatkan oleh dampak modernisasi yang mengubah perilaku sebagian masyarakat Indonesia menjadi pengonsumsi makanan yang rendah serat dan tinggi lemak.

Lebih lanjut hasil penelitian Dr. Rustika menunjukkan bahwa dari 29,70 gram per hari asam lemak jenuh yang dikonsumsi oleh masyarakat, hanya 20% di antaranya atau 5,93 gram per hari yang berasal dari makanan non-gorengan.
Sementara 80% lainnya atau 23,77 gram per hari berasal dari makanan gorengan, setara dengan tiga potong jenis makanan gorengan lauk dan lima potong makanan selingan atau dua potong lauk dan delapan potong makanan selingan.
“Kebiasaan memakan makanan gorengan yang berlebihan berbahaya bagi kesehatan, terutama penyakit degeneratif,” ujar Rustika.

Penyakit degeneratif yang tidak menular ini sejak beberapa dasawarsa silam telah menjadi permasalahan yang cukup serius bagi banyak negara di seluruh dunia.
World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa penyakit degeneratif ini telah menambah peliknya kondisi kesehatan sebagian negara di dunia, yang selama ini telah dihimpit permasalahan banyaknya kasus penyakit menular dan infeksi yang tergolong non degeneratif.
Lembaga ini juga mengatakan bahwa banyak negara mengalami kerugian hingga miliaran dolar akibat penyakit degeneratif. Oleh karena itu dibutuhkan langkah konkret untuk menanggulanginya.
Masih menurut WHO, hingga akhir tahun 2005 saja penyakit degeneratif telah menyebabkan kematian hampir 17 juta orang di seluruh dunia. Jumlah ini menempatkan penyakit degeneratif menjadi penyakit pembunuh manusia terbesar.
Jumlah terbesar kematian ada di negara-negara dengan pendapatan nasional rendah hingga tinggi.

Dalam laporan itu disebutkan ada sembilan negara dengan korban terbesar. Negara-negara tersebut adalah Brasil, China, India, Inggris, Kanada, Nigeria, Pakistan, Rusia dan Tanzania. Seperti masalah kesehatan pada umumnya, penyakit degeneratif juga sangat mempengaruhi banyak faktor dalam kehidupan manusia. Sektor yang paling dipengaruhi adalah sektor ekonomi, karena penyakit ini sangat mempengaruhi produktivitas kerja seseorang.
Laporan terbaru WHO mengatakan bahwa pendapatan tiga negara yang memiliki penderita penyakit degeneratif terbesar yaitu China, India dan Rusia, hingga 10 tahun ke depan diperkirakan dapat mengalami kerugian hingga ratusan miliar dolar.
Ini baru dari empat jenis penyakit saja, yaitu stroke, jantung, kanker dan diabetes.
WHO Lebih lanjut menyatakan sebanyak satu miliar orang di seluruh dunia saat ini menderita kegemukan, suatu keadaan yang bisa memicu berbagai penyakit degeneratif. Jumlah ini diperkirakan naik menjadi 1,5 miliar pada tahun 2015.
Bermacam-macam pendekatan diajukan oleh berbagai kalangan. Dua di antaranya adalah mengusulkan pengurangan penggunaan garam pada berbagai makanan olahan yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan produsen makanan olahan serta pengenaan pajak yang lebih tinggi terhadap produk rokok.
Dapat Dicegah
Salah satu penyakit degeneratif yang banyak menimpa adalah diabetes militus. Penyakit ini merupakan penyakit degeneratif non infeksi yang bersifat menahun akibat tingginya kadar glukosa dalam darah. Penyakit diabetes sangat berbahaya karena dapat menyebabkan munculnya penyakit-penyakit lain yang lebih berbahaya seperti jantung, ginjal dan kebutaan.
Dr. Joko Triharto -seorang dokter ahli penyakit dalam- dalam sebuah kesempatan mengatakan bahwa diagnosis penyakit secara dini adalah cara terbaik untuk menghindari penyakit diabetes melitus yang berkepanjangan.
“30% penyebab penyakit diabetes melitus adalah faktor keturunan. Penderita berusia 15 tahun ke atas sekitar 1,2-2,3% dan angka ini cenderung meningkat seiring dengan tingkat pertumbuhan ekonomi,” kata Dr. Joko.
Seperti juga para ahli lainnya, ia juga mengatakan ada tiga cara pencegahan penyakit yang masuk kelompok degeneratif ini. Ketiga cara itu adalah melakukan pola makan yang baik yaitu tidak makan makanan berlemak seperti junk food serta makanan berkolesterol lainnya, melakukan olahraga teratur, serta tidak merokok. Untuk kelompok dengan risiko tinggi yaitu orang dengan usia di atas 45 tahun, memiliki orang tua yang mengidap penyakit diabetes, serta memiliki berat badan berlebih, ketiga cara di atas harus ditambah dengan pemeriksaan kesehatan secara teratur.
Penyakit degeneratif dapat dicegah dengan cara meminimalkan faktor-faktor risiko penyebabnya. Faktor-faktor risiko ini sebenarnya telah diketahui secara luas oleh hampir semua kalangan masyarakat. Faktor-faktor risiko utama penyebab penyakit degeneratif adalah pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, serta konsumsi rokok.
Ketiga faktor risiko ini meningkat seiring dengan perubahan kebiasaan makan masyarakat, ke arah konsumsi makanan tinggi lemak dan gula, dan jenis pekerjaan yang tidak banyak mengeluarkan tenaga (sedentary).
Peningkatan pemasaran dan penjualan produk tembakau yang marak pada negara-negara dengan pendapatan rendah hingga sedang sangat berperan dalam menjadikan konsumsi rokok sebagai faktor risiko penyebab penyakit degeneratif.
Organisasi kesehatan dunia melaporkan, sebanyak satu miliar orang di seluruh dunia menderita kegemukan, dan diperkirakan jumlah ini akan meningkat menjadi lebih dari 1,5 miliar hingga tahun 2015, jika tidak ada upaya penanggulangan segera.
Banyak kalangan menawarkan pendekatan yang solutif terhadap hal ini, di antaranya dengan melakukan pengurangan penggunaan garam pada makanan olahan, mengembangkan pola makanan sekolah, dan penerapan pajak tembakau.
Cara-cara tersebut ternyata tidak hanya efektif dan efisien, namun juga menguntungkan bagi pemerintah. (kpl/cax).


(Dikutip dari KapanLagi.com
Selasa, 24 Maret 2009 17:46)

Oriza sebagai alternatif pangan fungsional



Oriza Rice bran mempunyai nilai gizi yang sangat baik. Artinya, layak dikonsumsi harian sebagai sumber berbagai senyawa gizi dan non gizi yang bermanfaat bagi kesehatan. Beberapa senyawa tersebut diantaranya adalah vitamin B, vitamin E (lengkap), asam lemak esensial, serat pangan, protein, oryzanol, dan asam ferulat.

Komposisi Fitokimia Bekatul
Senyawa fitokimia (phytos = tanaman, chemicals = zat kimia) mempunyai peran fisiologis dalam pencegahan penyakit degeneratif. Komposisi fitokimia rice bran/bekatul bervariasi tergantung faktor agronomis, varietas padi, dan proses penggilingannya (derajat sosoh).
Fraksi tak tersabunkan dari minyak bekatul terdapat sampai 5% dari berat minyak, dengan kandungan utamanya sterol. Sterol yang terdapat dalam jumlah banyak adalah sitosterol yang jumlahnya 50% dari total sterol. Komponen penting lainnya adalah senyawa tokol (tokotrienol dan tokoferol).
Tokoferol adalah vitamin E yang bersifat antioksidan yang kuat sehingga penting dalam menjaga kesehatan manusia. Kandungan lainnya yang juga memberikan pengaruh kesehatan sangat menguntungkan adalah oryzanol dan asam ferulat (ferulic acid).
Penggunaan bekatul sebagai makanan terbatas karena sifatnya mudah rusak karena aktivitas hidrolitik dan oksidatif dari enzim lipase yang secara alamiah (endogenous) terdapat pada minyak bekatul atau disebabkan oleh mikroba. Untuk memperolah bekatul awet bersifat food grade dengan mutu yang tinggi, seluruh komponen penyebab kerusakan harus dikeluarkan atau dihambat, dan pada saat bersamaan kandungan komponen berharga (nutritional) harus tetap dijaga.
Dari beberapa metode stabilitas yang telah dilakukan, bahwa metode/perlakuan pemanasan dengan tekanan tinggi dan kadar air tetap dapat dianggap cara terbaik. Metode ini berdasarkan pemanfaatan kadar air bekatul sebagai perantara panas (heat transfer), denaturasi enzim, dan sterilisasi. Dua metode yang tergolong proses ini adalah drum berputar dan ekstrusi pindah panas. Keuntungan proses ini tidak membutuhkan aliran uap air dari luar, peralatannya relatif kecil, dan mudah instalasi dan operasinya. Dengan demikian unit dapat digabungkan dengan unit penggilingan beras dengan sedikit modifikasi. 

Pangan Fungsional
Bubur bekatul Instan ORIZA memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi dan ditambah komponen bioaktif oryzanol, tokoferol, dan asam ferulat menjadikan bekatul oriza sebagai bahan baku yang berpotensi untuk dijadikan pangan fungsional.
Efek hipokolesterolemik bekatul dan beberapa fraksinya (neutral detergent fiber, hemiselulosa, minyak bekatul padi, dan bahan tak tersabunkan) telah banyak diobservasi baik pada hewan percobaan maupun manusia. Minyak bekatul padi menurunkan secara nyata kadar kolesterol darah, LDL kolesterol, VLDL kolesterol, dan dapat meningkatkan kadar HDL kolesterol darah. Kemampuan minyak bekatul padi menurunkan kadar kolesterol dikarenakan adanya oryzanol dan kemampuan lainnya dari bahan yang tidak tersabunkan. Disamping mempunyai efek dapat menurunkan kadar kolesterol darah, penelitian terbaru menunjukkan bahwa asam ferulat juga mempunyai peranan dalam menurunkan tekanan darah dan glukosa darah baik pada uji hewan maupun uji manusia. 

Sebagai alternatif pangan fungsional
Pangan fungsional didefinisikan sebagai makanan yang berdasarkan pengetahuan tentang hubungan antara makanan/komponen makanan dan kesehatan diharapkan mempunyai manfaat kesehatan tertentu (Broek, 1993).
Karena merupakan makanan, maka pangan fungsional mempunyai tiga fungsi dasar, yaitu
(1) sensory (warna dan penampilan menarik, citarasanya enak),
(2) nutritional (bernilai gizi tinggi), dan
(3) physiological (memberikan pengaruh fisiologis yang menguntungkan bagi tubuh).
Pangan fungsional haru mempunyai fungsi fisiologis seperti pencegahan timbulnya penyakit, meningkatkan daya tahan tubuh, regulasi kondisi ritmik tubuh, memperlambat proses penuaan, dan penyehatan kembali (recovery). Dengan demikian, meskipun mengandung senyawa yang berkhasiat bagi kesehatan, pangan fungsional bukan kapsul, tablet atau bubuk. Tetapi pangan fungsional harus bisa dikonsumsi sebagaimana layaknya makanan sehari-hari, bentuknya dapat makanan maupun minuman.

Senin, 19 Maret 2012

Berkat Bubur Bekatul, Mahasiswa UGM Raih Penghargaan di AS


Yogyakarta - 5 Mahasiswa Universitas Gadjah (UGM) meraih juara kompetisi pengembangan pangan tingkat internasional di Institute of Food Technology (IFT) Amerika Serikat (AS).


Mereka berhasil membuat bubur bayi sebagai makanan tambahan yang kaya akan protein terutama zat besi.

Kelima mahasiswa ini dari Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Gadjah (UGM) berasal dari jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Mereka adalah Aprilita Kusumawardhani, Gaung Ranggatama, Avelia Indriyani, Haritsah Setya Nur Aini, dan Afni Fitriyana.

Mereka berhasil mengukir prestasi I di kompetisi internasional bertajuk Development Solutions for Development Country yang diselenggarakan oleh IFT di New Orleans AS pada tanggal 13 Juni 2011.

IFT merupakan sebuah lembaga di AS yang memberikan perhatian pada persoalan pengembangan pangan pada negara-negara berkembang. Dalam kompetisi itu, mereka harus bersaing dengan 34 tim atau proposal yang diajukan dari berbagai negara. Tiga finalis yang berhasil dipilih panitia adalah tim dari UGM, Universitas Brawijaya Malang dan Universitas Mumbai India.

"Kami masuk menjadi finalis dan berhasil menjadi juara dua karena menggunakan konsep produk pangan lokal yakni beras. Nomer satu ditempati Unibraw dan ketiga dari Mumbai India," kata Aprilita Kusumawardhani di Stana Parahita, kantor Pusat UGM, Kamis (23/6/2011).

Aprilita mengatakan ide awal pembuatan bubur beras itu berdasarkan laporan riset para dokter pada tahun 2007 yang menunjukkan, sekitar 27,7 persen atau 8 juta balita antara usia 1-5 tahun di Indonesia mengalami anemia akibat kurangnya zat besi dalam makanan yang dikonsumsi.

Padahal beras merupakan sumber makanan yang kaya karbohidrat dan zat besi. Laporan itu menarik untuk dikaji untuk mengatasi kasus anemia pada bayi.

"Kami mencoba membuat bubur dari bahan beras ditambah kedelai sebagai makanan tambahan, sehingga mampu mengatasi kekurangan zat besi pada bayi atau angka kecukupan gizinya terpenuhi," ungkap Aprilita yang menjadi juru bicara tim.

Menurut mahasiswa jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian itu, bahan utamanya adalah tepung beras jenis IR 64 yang telah diperboiled atau yang tidak disosoh dengan halus. Beras tersebut masih ada butiran-butiran warna kecoklatan sehingga tampak tidak bersih, tapi justru mengandung karbohidrat tinggi terutama zat besi hingga 40 persen.

"Tepung beras ini kalorinya lebih tinggi dibanding beras yang digiling hingga berwarna putih bersih. Beras yang disosoh halus justru tidak kami pakai," kata Aprilita didamping empat orang rekannya, Gaung Ranggatama, Haritsah Setya Nurani, Afni Fitriana dan Avelia Indriyani.

Dia mengatakan bubur bayi sebagai makanan tambahan itu berbahan tepung beras, kedelai, bekatul dan gula. Kedelai yang dipakai adalah kedelai dari Purwodadi Grobogan yang mempunyai kandungan protein 40 persen lebih tinggi dibanding lainnya.

Dia kemudian mencontohkan cara sederhana pembuatannya semua bahan yang telah dibuat tepung itu direbus hingga jadi bubur. Setelah ditambahkan minyak kedelai, minyak sawit dan gula, adonan dicampur jadi satu hingga menjadi bahan padat dan kering.

"Adonan padat itu kemudian dihaluskan lagi jadi seperti bubuk yang siap saji dalam bentuk bubur. Kedelai, bekatul kita kukus dulu untuk mengurangi bau tengik," katanya.

Meskipun sudah berhasil meraih penghargaan tingkat internasional karena temuan mereka dinilai realistis dan menggunakan bahan lokal. Bubur tersebut juga mempunyai kadar zat besi lebih tinggi dibanding produk-produk komersil sejenis. Satu bungkus isi 120 gram cukup untuk dua kali saji. Satu bungkus mengandung 50 persen untuk mencukupi kebutuhan protein, 55 persen untuk mencukupi kebutuhan protein dan 30 persen kalori.

"Satu sampel produk untuk kemasan 120 gram yang bisa dibuat untuk dua kali konsumsi pada bayi. Kami belum berencana untuk mematenkan," pungkas Aprilita. 


Sumber: http://www.detiknews.com/read/2011/06/23/171013/1667183/10/berkat-bubur-beras-mahasiswa-ugm-raih-penghargaan-di-as


Jumat, 16 Maret 2012

Bubur Bekatul Instan Organik ORIZA

Bekatul atau Rice Bran (Inggris) adalah bagian luar atau kulit ari dari beras yang merupakan hasil sampingan dari proses penggilingan padi, biasanya berupa serbuk halus berwarna krem atau coklat muda.

Ada 2 jenis bekatul yaitu bekatul organik dan non-organik. Bekatul organik adalah bekatul yang dihasilkan dari padi organik, sedangkan non-organik dihasilkan dari padi non-organik. Apa itu padi organik dan Non-Organik ? Padi organik adalah padi yang dalam proses pembibitan dan penanamannya tanpa menggunakan bahan kimia, namun benar-benar menggunakan bahan alami baik seperti pemberian pupuknya dan lain sebagainya. Sedangkan padi non-organik baik proses pembibitan dan penanamannya tidak melakukan hal yang demikian.   

Bekatul bukanlah dedak. Dedak merupakan hasil penyosohan (penggilingan) padi yang pertama dan berwarna kekuningan serta agak kasar. Sedangkan bekatul, hasil penyosohan kedua yang berwarna putih kekuningan atau kecoklatan dengan tekstur yang lebih halus. Kalau zaman dulu beras tidak terlalu putih karena penyosohannya kurang bersih. Tapi justru beras yang seperti itu memiliki kandungan nutrisi yang tinggi. Manfaat bekatul ini semakin gencar disebarkan sejak ditemukannya kandungan vitamin B15 di dalamnya. Sejak itu, pemisahan antara bekatul dan dedak dilakukan untuk mendapatkan manfaat yang besar dari bekatul.

Bekatul secara umum mengandung: 

  1. Protein, mineral, asam lemak esensial
  2. Phytosterols, Polyphenols, Phospholipids, Beta-Sitosterol
  3. Co-Enzyme Q10, Omega 3 Fatty Acids, Omega 6 Fatty Acids dan Oleic Acids
  4. Dietery fibres (serat pencernaan)
  5. Vitamin E Complex (Tocopherols, Tocotrienols, Gamma-Oryzanol)
  6. Vitamin B Complex (B1, B2, B3, B5, B6 dan Vitamin B15/Pangamic Acids/Vital Antioksidan), serta nutrisi penting lainnya.
  Manfaat bekatul organik untuk menyembuhkan beberapa penyakit :
  1. Asma (Asthma Bronchiale)
  2. Kencing Manis (Diabetes Mellitus)
  3. Penyakit Jantung (Arteriosclerosis, Heart Infarct, Coronary Insufficiency)
  4. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
  5. Kadar Kolesterol Tinggi (Hiperkolesterol)
  6. Gondok (Basedov, Hipertiroid)
  7. Kista Ovarium (Indung Telur)
  8. Kegemukan (Obesitas)
  9. Meningkatkan gairah seksual (Libido) dan kesuburan
  10. Meningkatkan daya tahan fisik (Ausdauer)
  11. Sembelit (Konstipasi, Obstipasi)
  12. Rasa pegal pada otot, encok, rematik
  13. Memperbaiki fungsi hati (Sirosis Hati)
  14. Mencegah penuaan dini
  15. Mencegah kanker usus besar (Kanker Colon)
  16. Sering berdebar, telapak tangan dan kaki sering berkeringat
  17. Mengatasi haid yang tidak teratur yang disertai rasa sakit
  18. Mengatasi gangguan pada pencernaan