Jumat, 23 Maret 2012

Oriza sebagai alternatif pangan fungsional



Oriza Rice bran mempunyai nilai gizi yang sangat baik. Artinya, layak dikonsumsi harian sebagai sumber berbagai senyawa gizi dan non gizi yang bermanfaat bagi kesehatan. Beberapa senyawa tersebut diantaranya adalah vitamin B, vitamin E (lengkap), asam lemak esensial, serat pangan, protein, oryzanol, dan asam ferulat.

Komposisi Fitokimia Bekatul
Senyawa fitokimia (phytos = tanaman, chemicals = zat kimia) mempunyai peran fisiologis dalam pencegahan penyakit degeneratif. Komposisi fitokimia rice bran/bekatul bervariasi tergantung faktor agronomis, varietas padi, dan proses penggilingannya (derajat sosoh).
Fraksi tak tersabunkan dari minyak bekatul terdapat sampai 5% dari berat minyak, dengan kandungan utamanya sterol. Sterol yang terdapat dalam jumlah banyak adalah sitosterol yang jumlahnya 50% dari total sterol. Komponen penting lainnya adalah senyawa tokol (tokotrienol dan tokoferol).
Tokoferol adalah vitamin E yang bersifat antioksidan yang kuat sehingga penting dalam menjaga kesehatan manusia. Kandungan lainnya yang juga memberikan pengaruh kesehatan sangat menguntungkan adalah oryzanol dan asam ferulat (ferulic acid).
Penggunaan bekatul sebagai makanan terbatas karena sifatnya mudah rusak karena aktivitas hidrolitik dan oksidatif dari enzim lipase yang secara alamiah (endogenous) terdapat pada minyak bekatul atau disebabkan oleh mikroba. Untuk memperolah bekatul awet bersifat food grade dengan mutu yang tinggi, seluruh komponen penyebab kerusakan harus dikeluarkan atau dihambat, dan pada saat bersamaan kandungan komponen berharga (nutritional) harus tetap dijaga.
Dari beberapa metode stabilitas yang telah dilakukan, bahwa metode/perlakuan pemanasan dengan tekanan tinggi dan kadar air tetap dapat dianggap cara terbaik. Metode ini berdasarkan pemanfaatan kadar air bekatul sebagai perantara panas (heat transfer), denaturasi enzim, dan sterilisasi. Dua metode yang tergolong proses ini adalah drum berputar dan ekstrusi pindah panas. Keuntungan proses ini tidak membutuhkan aliran uap air dari luar, peralatannya relatif kecil, dan mudah instalasi dan operasinya. Dengan demikian unit dapat digabungkan dengan unit penggilingan beras dengan sedikit modifikasi. 

Pangan Fungsional
Bubur bekatul Instan ORIZA memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi dan ditambah komponen bioaktif oryzanol, tokoferol, dan asam ferulat menjadikan bekatul oriza sebagai bahan baku yang berpotensi untuk dijadikan pangan fungsional.
Efek hipokolesterolemik bekatul dan beberapa fraksinya (neutral detergent fiber, hemiselulosa, minyak bekatul padi, dan bahan tak tersabunkan) telah banyak diobservasi baik pada hewan percobaan maupun manusia. Minyak bekatul padi menurunkan secara nyata kadar kolesterol darah, LDL kolesterol, VLDL kolesterol, dan dapat meningkatkan kadar HDL kolesterol darah. Kemampuan minyak bekatul padi menurunkan kadar kolesterol dikarenakan adanya oryzanol dan kemampuan lainnya dari bahan yang tidak tersabunkan. Disamping mempunyai efek dapat menurunkan kadar kolesterol darah, penelitian terbaru menunjukkan bahwa asam ferulat juga mempunyai peranan dalam menurunkan tekanan darah dan glukosa darah baik pada uji hewan maupun uji manusia. 

Sebagai alternatif pangan fungsional
Pangan fungsional didefinisikan sebagai makanan yang berdasarkan pengetahuan tentang hubungan antara makanan/komponen makanan dan kesehatan diharapkan mempunyai manfaat kesehatan tertentu (Broek, 1993).
Karena merupakan makanan, maka pangan fungsional mempunyai tiga fungsi dasar, yaitu
(1) sensory (warna dan penampilan menarik, citarasanya enak),
(2) nutritional (bernilai gizi tinggi), dan
(3) physiological (memberikan pengaruh fisiologis yang menguntungkan bagi tubuh).
Pangan fungsional haru mempunyai fungsi fisiologis seperti pencegahan timbulnya penyakit, meningkatkan daya tahan tubuh, regulasi kondisi ritmik tubuh, memperlambat proses penuaan, dan penyehatan kembali (recovery). Dengan demikian, meskipun mengandung senyawa yang berkhasiat bagi kesehatan, pangan fungsional bukan kapsul, tablet atau bubuk. Tetapi pangan fungsional harus bisa dikonsumsi sebagaimana layaknya makanan sehari-hari, bentuknya dapat makanan maupun minuman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar